Cilacap - Siapa sangka limbah industri tahu yang berpotensi menimbulkan pencemaran air sungai, ternyata bisa diolah menjadi makanan bermutu. Ya...limbah tahu bisa diolah menjadi "Nata de Soya", bahan makanan mirip agar-agar yang biasa digunakan sebagai campuran minuman segar.
Solusi pemanfaatan limbah menjadi bahan makanan ini dibagikan Pertamina Refinery Unit IV Cilacap kepada masyarakat di Kecamatan Cilacap Selatan dan Utara. Sebelumnya warga yang berkecimpung di industri tahu, telah mengecap pembangunan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) yang menghasilkan biogas.
Pelatihan pembuatan Nata de Soya diberikan pada pertengahan Februari lalu, di pendopo Kecamatan Cilacap Selatan. Kegiatan yang digelar RU IV bekerja sama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) setempat itu diikuti puluhan ibu rumah tangga. Mereka antusias mengikuti pelatihan yang dibuka oleh Manager General Affairs RU IV drg R Sutarno. Sebelum pelatihan dimulai, Sutarno menyerahkan peralatan produksi kepada Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Cilacap Tetty Suwarto Pamudji yang kemudian diserahkan kepada perwakilan dari peserta.
"Kami berharap pelatihan ini bisa menjadi bekal keterampilan ibu ibu sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,"jelas Sutarno dalam sambutannya. Agar berkelanjutan, peserta pelatihan akan dibentuk menjadi beberapa kelompok usaha binaan Pertamina.
Pelatihan diawali dengan presentasi mengenai lingkungan oleh Anjas petugas dari BLH Kabupaten Cilacap, dilanjutkan presentasi mengenai pembuatan Nata de Soya oleh Slamet dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
Nata de Soya merupakan salah satu jenis nata yang berasal dari air limbah tahu dan tempe, memiliki komponen utama nutrisi berupa makanan berserat tinggi atau berunsur selulosa. Pembuatan Nata de soya tergolong mudah, dengan mengembangkan bakteri Acetobacter xylinum di air limbah tahu dengan rasio satu berbanding lima antara bibit bakteri dan limbah tahu atau tempe.
Limbah cair tahu atau tempe terlebih dahulu disaring, lalu direbus dan didinginkan. Setelah dingin, dilakukan inokulasi dengan Acetobacter xylinum, yang menggunakan protein dan karbohidrat sebagai sumber energi untuk berkembang biak. Dalam masa inkubasi, dihasilkan nata-artinya krim-berupa lembaran lapisan padat seperti agar-agar di permukaan cairan pemeliharaan. Setelah itu, bahan padat itu dipotong-potong berbentuk kotak seperti nata de coco (dari air kelapa), kemudian dicuci dan direndam. Berikutnya, nata dimasak atau direbus, dan akhirnya dikemas untuk dipasarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar